Kimia hijau menghadirkan inovasi ramah lingkungan dalam industri, fokus pada pengurangan limbah dan penggunaan sumber daya yang berkelanjutan. Pendekatan ini mendukung pengembangan produk dan proses yang lebih aman serta efisien bagi lingkungan.
Kimia hijau menghadirkan inovasi ramah lingkungan dalam industri, fokus pada pengurangan limbah dan penggunaan sumber daya yang berkelanjutan. Pendekatan ini mendukung pengembangan produk dan proses yang lebih aman serta efisien bagi lingkungan.

Kimia hijau adalah cabang ilmu kimia yang berfokus pada pengembangan proses dan produk yang minim dampak negatif terhadap lingkungan. Konsep ini bertujuan untuk mengurangi penggunaan bahan berbahaya dan menghasilkan produk yang lebih ramah lingkungan. Dengan demikian, kimia hijau berperan penting dalam menciptakan solusi berkelanjutan untuk tantangan lingkungan yang dihadapi saat ini.
Kimia hijau didasarkan pada 12 prinsip yang dirumuskan oleh Paul Anastas dan John Warner. Prinsip-prinsip ini mencakup:
Implementasi kimia hijau memiliki banyak manfaat, antara lain:
Banyak perusahaan kini beralih ke proses produksi yang menggunakan bahan baku terbarukan, seperti biofuel dari limbah pertanian.
Katalis yang lebih efisien dapat mengurangi jumlah energi yang diperlukan dalam reaksi kimia, sehingga mengurangi jejak karbon.
Inovasi dalam pembuatan plastik biodegradable membantu mengurangi limbah plastik yang mencemari lingkungan.
Meskipun memiliki banyak manfaat, penerapan kimia hijau juga menghadapi berbagai tantangan, seperti:
Kimia hijau merupakan inovasi penting dalam industri yang berfokus pada keberlanjutan dan perlindungan lingkungan. Dengan menerapkan prinsip-prinsip kimia hijau, industri dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan sambil tetap memenuhi kebutuhan masyarakat. Meskipun ada tantangan yang harus dihadapi, manfaat jangka panjang dari kimia hijau sangat signifikan untuk masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan.