Misteri Dark Matter mengungkap pertanyaan mendalam tentang komposisi alam semesta. Artikel ini membahas pemahaman saat ini, penemuan terkini, dan tantangan yang dihadapi ilmuwan dalam mengungkap sifat serta peran Dark Matter dalam struktur kosmos.
Misteri Dark Matter mengungkap pertanyaan mendalam tentang komposisi alam semesta. Artikel ini membahas pemahaman saat ini, penemuan terkini, dan tantangan yang dihadapi ilmuwan dalam mengungkap sifat serta peran Dark Matter dalam struktur kosmos.

Dark Matter atau Materi Gelap adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada jenis materi yang tidak dapat dilihat secara langsung dengan teleskop. Meskipun tidak memancarkan atau menyerap cahaya, keberadaannya dapat dideteksi melalui pengaruh gravitasi yang ditimbulkannya pada materi yang terlihat, seperti bintang dan galaksi. Diperkirakan bahwa dark matter menyusun sekitar 27% dari total massa dan energi di alam semesta, menjadikannya komponen yang sangat penting dalam kosmologi.
Konsep dark matter pertama kali muncul pada tahun 1930-an ketika astronom Fritz Zwicky mengamati galaksi-galaksi dalam kluster Coma. Ia menemukan bahwa kecepatan galaksi-galaksi tersebut terlalu tinggi untuk dapat dijelaskan hanya dengan massa yang terlihat. Penemuan ini menimbulkan pertanyaan tentang adanya materi tambahan yang tidak terlihat, yang kemudian dikenal sebagai dark matter.
Keberadaan dark matter didukung oleh berbagai bukti astronomis. Salah satu yang paling signifikan adalah pengamatan rotasi galaksi. Ketika astronom mengukur kecepatan rotasi galaksi, mereka menemukan bahwa bintang-bintang di tepi galaksi berputar lebih cepat daripada yang diperkirakan berdasarkan massa yang terlihat. Hal ini menunjukkan adanya materi tambahan yang memberikan gravitasi.
Fenomena lensa gravitasi juga memberikan bukti kuat tentang dark matter. Ketika cahaya dari objek jauh, seperti galaksi, melewati area dengan konsentrasi dark matter, cahaya tersebut akan dibelokkan. Pengamatan terhadap lensa gravitasi membantu astronom memperkirakan distribusi dark matter di alam semesta.
Salah satu teori yang paling umum adalah bahwa dark matter terdiri dari partikel-partikel subatomik yang belum terdeteksi, seperti WIMPs (Weakly Interacting Massive Particles) atau axions. Penelitian terus dilakukan untuk mencoba mendeteksi partikel-partikel ini di laboratorium.
Alternatif lain adalah teori modifikasi gravitasi, yang menyatakan bahwa hukum gravitasi yang kita kenal mungkin perlu dimodifikasi untuk menjelaskan fenomena yang terkait dengan dark matter. Salah satu contoh teori ini adalah MOND (Modified Newtonian Dynamics), yang mencoba menjelaskan perilaku galaksi tanpa mengandalkan dark matter.
Misteri dark matter masih menyimpan banyak pertanyaan yang belum terjawab. Meskipun banyak bukti yang mendukung keberadaannya, sifat dan komposisi dark matter tetap menjadi tantangan besar bagi ilmuwan. Penelitian terus berlanjut, dan setiap penemuan baru dapat membawa kita lebih dekat untuk memahami salah satu komponen paling misterius dari alam semesta ini.